Powered By Blogger

Senin, 14 Juni 2010

pengelola limbah yang benar

Pengelola limbah yang benar

Equalisasi Pada Pengelolahan Limbah cair

Equalisasi bukan merupakan suatu proses pengoiahan tetapi merupakan suatu cara / teknik untuk meningkatkan efektivitas dari proses pengolahan selanjutnya. Keluaran dari bak equalisasi adalah adalah parameter operasional bagi unit pengolahan sellanjutnya seperti flow, level/derajat kandungan polutant, temperatur, padatan, dsb.

gb738 Equalisasi Pada Pengelolahan Limbah cair

Kegunaan dari equalisasi adalah :

1.Membagi dan meratakan volume pasokan (influent) untuk masuk pada proses treatment.

2.Meratakan variabel & fluktuasi dari beban organik untuk menghindari shock loading pada sistem pengolahan biologi

3.Meratakan pH untuk meminimalkan kebutuhan chemical pada proses netralisasi.

4.Meratakan kandungan padatan (SS, koloidal, dls b) untuk meminimalkan kebutuhan chemical pada proses koagulasi dan flokulasi.Sehingga dilihat dari fungsinya tersebut, unit bak equalisasi sebaiknya dilengkapi dengan mixer, atau secara sederhana konstruksi/peletakan dari pipa inlet dan outlet diatur sedemikian rupa sehingga menimbulkan efek turbulensi!mixing.Idealnya pengeluaran (discharge) dari equalisasi dijaga konstan selama periode 24 jam, biasanya dengan cara pemompaan maupun cara cara lain yang memungkinkan.

Menghitung volume bak equalisasi

Untuk menentukan kebutuhan volume bagi bak equalisasi, perlu diketahui dahulu flow patern dari discharge limbah yang ada, seperti kita ketahui sangatlah jarang dan langka discharge limbah yang konstan dari waktu ke waktu, karena jika discharge dan bebannya sudah konstar maka tidaklah perlu dibuat bak equalisasi. Untuk mendapatkan data flow patern perlu dilakukan pengukuran debit limbah secara periodik (misalnya setiap 30 menit atau setiap jam) dalam kurun

waktu tertentu, tergantung pada proses yang ada ( 24 jam, 1 minggu, 1 bulan. dlsb.) artinya adalah : ada siklus proses yang selesai dalam 1 hari dan diulang ulang lagi proses tersebut pada hari berikutnya, untuk kasus tersebut pengukuran debit limbah cukup dilakukan selama 24 jam, tetapi ada kasus lain dimana siklus prosesing memakan waktu sampai beberapa hari, artinya proses hari ini berbeda dengan proses esok harinya dan berbeda juga pada hari lusanya dar, seterusnya, sehingga pada kasus ini perlu diamati terus minimal selama 1 siklus.

Contoh soal

Dari pengukuran debit limbah yang dilakukan siswa SMK Kimia di pabrik kulit Mandala, didapat data seperti tertulis pada tabel dibawah ini, desainlah suatu bak equalisasi dimana limbah dari bak terseaut akan dialiran ke unit pengolahan biologi selanjutnya secara konstan (dipompa) dalam 24 jam.

gb739 Equalisasi Pada Pengelolahan Limbah cair

Vol. limbah per hari = 180,12 m3 Dibagi / dikeluarkan secara kontinyu dalam waktu 24 jam,Debit pengeluaran (pompa) = 180,12 : 24 = 7.5 m3/jam

gb740 Equalisasi Pada Pengelolahan Limbah cair

Volume bak equalisasi = V1 + V2= 40m3+13r13= 53 m3
untuk keamanan tambah 10 % 53 m3 x 1,1 = 58.3 m3
Bentuk bak bisa dibuat persegi, bulat maupun oval dengan konstruksi pasangan batu atau beton bertulang.Misal bak berbentuk persegi dengan Panjang = 5 m Lebar = 4,5 m Dalam = 2,6 m
Maka, volume = 5 x 4,5 x 2,6 = 58,5 m3 (siip)
Untuk kedalaman ditambah free-board 30 cm, sehingga total kedalaman konstruksi bak menjadi 2,9 m Gambar Sketsa dari perhitungan di atas dapat dilihat pada:

gb741 Equalisasi Pada Pengelolahan Limbah cair

 

Penerapan Pengolahan Air Limbah Industri di Indonesia Tidak Optimal

20081014174648Potensi industri telah memberikan sumbangan bagi perekonomian Indonesia melalui  barang produk dan jasa yang dihasilkan, namun di sisi lain pertumbuhan industri telah menimbulkan masalah lingkungan yang cukup serius. Buangan air limbah industri mengakibatkan timbulnya pencemaran air sungai yang  dapat merugikan masyarakat yang tinggal di sepanjang aliran sungai, seperti berkurangnya hasil produksi pertanian, menurunnya hasil tambak, maupun berkurangnya pemanfaatan air sungai oleh penduduk.

Seiring dengan makin tingginya kepedulian akan kelestarian sungai dan kepentingan menjaga keberlanjutan lingkungan dan dunia usaha maka muncul upaya industri untuk melakukan pengelolaan air limbah industrinya melalui perencanaan proses produksi yang effisien sehingga mampu meminimalkan limbah buangan industri dan upaya pengendalian pencemaran air limbah industrinya melalui penerapan installasi pengolahan air limbah. Bagi Industri yang  terbiasa dengan memaksimalkan profit dan mengabaikan usaha pengelolaan limbah agaknya bertentangan dengan akal sehat mereka, karena mereka beranggapan bahwa menerapkan instalasi pengolahan air limbah berarti harus mengeluarkan biaya pembangunan dan biaya operasional yang mahal. Di pihak lain timbul ketidakpercayaan masyarakat bahwa industri akan dan mampu melakukan pengelolaan limbah dengan sukarela mengingat banyaknya perusahaan industry yang dibangun di sepanjang aliran sungai, dan membuang air limbahnya tanpa pengolahan. Sikap perusahaan yang hanya berorientasi “Profit motive” dan lemahnya penegakan peraturan terhadap pelanggaran pencemaran ini berakibat timbulnya beberapa kasus pencemaran oleh industry dan tuntutan-tuntutan masyarakat sekitar industry hingga perusahaan harus  mengganti kerugian  kepada masyarakat yang terkena dampak.

Latar belakang yang menyebabkan terjadinya permasalahan pencemaran tersebut dapat diidentifikasikan sebagai berikut:

(1) Upaya  pengelolaan lingkungan yang ditujukan untuk mencegah dan atau memperkecil dampak negatif yang dapat timbul dari kegiatan produksi dan jasa di berbagai sektor industri belum berjalan secara terencana.

(2) Biaya pengolahan dan pembuangan limbah semakin mahal  dan  dana pembangunan, pemeliharaan fasilitas bangunan air limbah yang terbatas, menyebabkan perusahaan enggan menginvestasikan dananya untuk pencegahan kerusakan lingkungan, dan anggapan bahwa biaya untuk  membuat unit IPAL merupakan beban biaya yang besar yang dapat mengurangi keuntungan perusahaan.

(3) Tingkat pencemaran baik kualitas maupun kuantitas semakin meningkat, akibat perkembangan penduduk dan ekonomi, termasuk industri di sepanjang sungai yang tidak melakukan pengelolaan air limbah industrinya secara optimal.

(4) Perilaku sosial masyarakat dalam hubungan dengan industri memandang bahwa sumber pencemaran di sungai adalah berasal dari buangan industri, akibatnya isu lingkungan sering dijadikan  sumber konflik untuk melakukan tuntutan kepada industri berupa perbaikan lingkungan, pengendalian pencemaran, pengadaan sarana dan prasarana yang rusak akibat kegiatan industri.

(5) Adanya Peraturan Pemerintah tentang pengelolaan kualitas air dan pengendalian  pencemaran air nomor: 82 Tahun 2001, meliputi standar lingkungan, ambang batas pencemaran yang diperbolehkan, izin pembuangan limbah cair, penetapan sanksi administrasi maupun pidana belum dapat menggugah industri untuk melakukan pengelolaan air limbah.

Permasalahan di atas dapat disimpulkan bahwa ” Penerapan Pengelolaan air  Limbah  pada industri kurang optimal” dan jawaban terhadap berbagai pertanyaan di atas pada umumnya menyangkut:

(1) Apakah industri telah melakukan upaya minimisasi  limbah  untuk mencegah/memperkecil dampak negatif yang timbul dari kegiatan produksi?

(2) Faktor-faktor apa yang menyebabkan penerapan  pengolahan air limbah kurang optimal?

(3) Apakah penerapan  pengolahan air limbah secara bersama-sama dipengaruhi oleh biaya, beban buangan air limbah, teknologi ipal, perilaku sosial masyarakat, dan peraturan pemerintah?

Pertanyaan ini tentunya  dimaksudkan untuk para pelaku usaha agar dalam  usaha industrinya dapat melakukan minimisasi air limbahnya pada proses produksi, faktor-faktor yang menyebabkan pengelolaan limbah cair pada industri tidak dilakukan dengan optimal, pengaruh dari investasi terhadap pencemaran lingkungan, tingkat buangan limbah, teknologi Ipal, perilaku sosial masyarakat dan peraturan pemerintah  terhadap  penerapan pengelolaan air limbah  industry termasuk menghitung biaya manfaat penerapan Ipal industri. Berdasarkan dugaan yang terjadi hampir di seluruh daerah di Indonesia bahwa Penerapan Installasi Pengolahan air limbah industri  dipengaruhi oleh  biaya investasi, beban buangan limbah, teknologi proses ipal, sosial masyarakat dan peraturan pemerintah tentang pengelolaan lingkungan, serta menyangkut  manfaat penerapan ipal lebih besar daripada biaya investasi ipal.

Dari 350  industri terdapat kelompok jenis industri pengolahan makanan dengan 110 perusahaan, industri kimia/farmasi 70 perusahaan, permesinan 60 perusahaan, tekstil 40 perusahaan, furniture 30 perusahaan dan kelompok jenis industri kemasan dan lain-lain masing-masing 20 perusahaan, yang umumnya telah mengupayakan minimisasi air limbah pada proses produksinya melalui  optimalisasi proses (reduce 74,29%), pemakaian kembali sisa  air proses (reuse 8,57%), pemanfaatan kembali air limbah (recycle 8,57%), melakukan pengambilan kembali air limbah (recovery 5,71%), sedangkan industri yang melakukan penerapan ipal ( 42,85%) atau sebanyak 150 industri.

Hubungan fungsional antara variabel Y dan X didapat model persamaan regresi  berganda   Y= 9,132+ 0,935 X1+ 0,694 X2 + 0.081X3+ 0.161X4 – 0,234 X5,  diartikan bahwa fungsi penerapan ipal dipengaruhi secara positif oleh biaya investasi, beban buangan air limbah, teknologi proses, sosial masyarakat dan peraturan pemerintah.  Tanda koefisien negatif  menunjukkan adanya hubungan negatif antara penerapan ipal dengan peraturan pemerintah: semakin tinggi industri menerapkan Ipal maka semakin rendah control pemerintah terhadap industri yang menerapkan ipal.

Perhitungan biaya manfaat  diambil dengan asumsi discount faktor 15 % dan umur ekonomis ipal 10 tahun, didapatkan  biaya pembuatan ipal per m3 air  limbah, yaitu Rp 975 – Rp 1836  untuk kelompok jenis industri makanan, Rp 1450 – Rp 2027,- untuk industri tekstil, Rp 1301,-  – Rp 1613,- untuk Industri Farmasi dan Rp 2339 – Rp 2961,- untuk kelompok jenis industri permesinan. Perhitungan nilai manfaat dilihat dari kemampuan Ipal menurunkan kadar BOD, COD dan Suspended solid  per m3  air limbah yaitu Rp 1499 – Rp 2764 untuk kelompok industri pengolahan makanan , Rp 2269 – Rp 6217,- untuk industri tekstil, Rp 1613 – Rp 2359,- untuk industri farmasi, dan Rp3427 – Rp 6026,-  untuk industri permesinan. Perhitungan rasio manfaat biaya juga menghasilkan nilai perbandingan biaya manfaat           ( BCR) penerapan Ipal yaitu 1,01 – 1,57  untuk kelompok industri pengolahan makanan, 1,11 – 4,28 untuk  industri tekstil, 1,24 – 1,46  untuk industri farmasi, dan  1,15 – 2,57 untuk  industri permesinan.

Kesimpulan dari Penelitian ini adalah :

1. Terdapat 74,29 % industri dari 350 perusahaan yang terbanyak memilih melakukan upaya minimisasi air limbah industrinya melalui optimalisasi pada proses produksi (reduce).

2. Faktor-faktor yang mendorong industri menerapkan instalasi pengolahan air limbah antara lain adalah biaya investasi, beban buangan air limbah, teknologi proses, sosial masyarakat industri, peraturan pemerintah di bidang pengelolaan lingkungan.  Hal ini dijelaskan oleh hasil uji F hitung sebesar 788,857 > dari F tabel 2,54 pada taraf signifikansi 5 % yang menunjukkan semua faktor tersebut secara bersama-sama dan signifikan mempengaruhi penerapan Ipal.

3. Manfaat penerapan ipal lebih besar dari biaya instalasi, baik dari nilai bersih sekarang ( Net Present Value), maupun dari rasio manfaat biayanya. Oleh karena itu secara ekonomi dan ekologis ipal layak diterapkan sebagai salah satu upaya mengurangi pencemaran air limbah industri.

Saran yang diberikan berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan adalah:

1. Sebaiknya industri dapat melakukan program minimisasi ke arah cleaner production yang terpadu dijalankan oleh semua bagian terkait baik itu produksi, enginering, maintenance, lingkungan, keuangan dan lainnya.
2. Bagi industri yang limbahnya belum memenuhi baku mutu meskipun telah menerapkan minimisasi limbah perlu menerapkan ipal mengingat ipal merupakan aset perusahaan yang bermanfaat untuk mengurangi beban pencemaran dan untuk kelangsungan industri di masa depan.
3. Bagi industri yang menerapkan ipal dan memenuhi bakumutu buangan air limbah perlu diberikan penghargaan oleh Pemerintah. Keterlibatan pemerintah, masyarakat, dan industri dalam mengusahakan  daerah aliran sungai  sekitar industri ditata secara berkelanjutan melalui system pengelolaan bersama.

 

 

Produksi Biogas dari Limbah Industri Makanan

biogas_lifecycle

Pusat Teknologi AZTI-Tecnalia yang berspesialisasi pada riset makanan telah membuka sebuah pabrik biogas yang mengambil bahan baku dari subproduk industri makanan. Pabrik tersebut menggunakan senyawa-senyawa organik di dalam limbah makanan agrikultur untuk menghasilkan energi alternatif. Hal ini turut menjadi solusi bagi AZTI-Tecnalia untuk mengurangi kadar polusi yang disebabkan limbah organik.

Pabrik biogas tersebut terletak di kompleks AZTI-Tecnalia, Derio, dan konsep produksinya adalah menghasilkan biogas kaya metana dari metabolisme anaerob materi organik di dalam subproduk makanan. Metabolisme anaerob adalah proses biologis yang menguraikan materi organik sehingga dihasilkan biogas, serta lumpur halus yang dapat digunakan sebagai suplemen bagi pertanian. Kompenen utama penyusun biogas antara lain karbon dioksida dan metana bernilai kalori tinggi sehingga dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi listrik atau termal (panas), serta sebagai bahan bakar kendaraan.

Dengan teknik yang serupa, pada tahun 2010, perusahaan tersebut berencana untuk menghasilkan sumber energi yang mulai naik daun belakangan ini, yaitu hidrogen. Mereka berharap kelak metana dan hidrogen dapat diperoleh dari kombinasi proses fermentasi yang sama.

Para pakar di AZTI-Tecnalia terus meneliti kemungkinan untuk menghasilkan berbagai manfaat lain dari subproduk makanan agrikultur, dalam bentuk aslinya maupun dalam bentuk kombinasi dengan campuran dari sumber lain, seperti lumpur dari pabrik pemurnian atau limbah makanan rumah tangga. Campuran lainnya bisa bersumber dari makanan hewan ternak (purin), bersama dengan sisa buah-buahan dan sayur-sayuran dari pasar atau supermarket, susu, air dadih, sisa potongan-potongan ikan, limbah akuakultur, dan lain-lain.

Manfaat yang diperoleh dari pabrik biogas ini sangat besar bagi AZTI-Tecnalia. Mereka mampu mengurangi tingkat polusi yang disebabkan limbah organik. Kini, limbah yang mereka buang ke lingkungan jauh lebih aman, baik dari segi komposisi maupun bau sehingga emisi gas rumah kaca dapat dikurangi. Seiring dengan hal tersebut, perusahaan ini juga dapat mengurangi ketergantungan mereka akan sumber energi komersil, dan mulai menggunakan energi yang berhasil mereka produksi dari bahan-bahan yang telah ada.

Saat ini, pabrik biogas mereka telah menjadi pelengkap bagi pabrik utama perusahaan yang memproduksi makanan agrikultur tersebut. Percobaan dan evaluasi subproduk lainnya yang dapat digunakan sebagai bahan baku energi dan produk makanan alternatif terus dilaksanakan. Seiring dengan hal ini, juga dilakukan analisis mengenai biaya dan dampak lingkungan, sekaligus mencari solusi bagi terbentuknya proses yang lebih berkualitas dan optimal.

 

 

Sampel limbah cair

Semua air limbah perlu dikarakterisasi terlebih dahulu sebelum rancangan proses dimulai. Sifat air limbah yang perlu diketahui adalah volume aliran, konsentrasi organic, sifat-sifat karakteristik dan toksisitas.

Laju aliran dan keragaman laju aliran merupakan factor penting dalam rancangan proses. Sejumlah unit dalam kebanyakan system penanganan harus dirancang berdasarkan proses. Sejumlah unit dalam kebanyakan system penanganan harus dirancang berdasarkan puncak laju aliran. Hal ini membutuhkan studi laju aliran dan memberikan pertimbangan untuk meminimumkan keragaman laju aliran bila mana mungkin.

Kebutuhan oksigen biokimia (Biochemical Oxygen Demand = BOD)

Uji BOD adalah salah satu metode analisis yang paling banyak digunakan dalam penanganan limbah dan pengendalian polusi. Uji ini mencoba menentukan kekuatan polusi dari suatu limbah dalam pengertian kebutuhan mikroba akan oksigen. Dan merupakan ukuran tak langsung dari bahan organic dalam limbah.

Uji BOD distandarisasi pada periode 5 hari, suhu 200 C. Sampel disimpan dalam botol yang kedap udara. Stabilisasi yang sempurna dapat membutuhkan waktu lebih dari 100 hari pada suhu 200C. Periode inkubasi yang lama ini tidak praktis untuk penentuan rutin.

Oleh karena itu prosedur yang disarankan oleh AOAC (Association of Official Analytical Chemists) adalah periode inkubasi 5 hari dan disebut BOD5. Nilai ini hanya merupakan indeks jumlah bahan organic yang dapat dipecah secara biologik bukan ukuran sebenarnya dari limbah organic.

Air buangan domestik yang tidak mengandung limbah industri mempunyai BOD kira-kira 200 ppm. Limbah pengolahan pangan umumnya lebih tinggi dan seringkali lebih dari 1000 ppm.

Walaupun BOD5 merupakan pengukuran umum untuk polusi air, uji BOD memakan waktu dan reprodusibilitasnya rendah. Uji-uji seperti kebutuhan oksigen secara kimia (COD) dan karbon organic total (TOC) lebih cepat, lebih andal, dan lebih reprodusibel.

Kebutuhan oksigen secara kimia (Chemical Oxygen Demand=COD)

Uji COD adalah suatu pembakaran kimia secara basah dari bahan organic dalam sampel. Larutan asam dikromat (K2Cr2O7) digunakan untuk mengoksidasi bahan organic pada suhu tinggi. Berbagai prosedur COD yang menggunakan waktu reaksi dari 5 menit sampai 2 jam dapat digunakan. Metode ini dapat dilakukan lebih cepat dari uji BOD. Oleh karena uji COD merupakan analisis kimia, uji ini juga mengukur senyawa-senyawa organic yang tidak dapat dipecah seperti pelarut pembersih dan bahan yang dapat dipecah secara biologik seperti yang diukur dalam uji BOD.

Penggunaan dua katalis perak sulfat dan merkuri sulfat diperlukan masing-masing untuk mengatasi gangguan klorida dan untuk menjamin oksidasi senyawa-senyawa organic kuat menjadi teroksidasi. Limbah hewan dan limbah pengolahan pangan seperti pengolahan saurkraut, pikel dan zaitun dapat mengandung konsentrasi klorida yang tinggi dan akan membutuhkan merkuri sulfat dalam analisis COD atau factor koreksi klorida.

Senyawa-senyawa benzena dan ammonia tidak diukur oleh uji ini. Prosedur COD tidak mengoksidasi ammonia walaupun mengoksidasi nitrit.

Karbon organic total (Total Organik Carbon)

Karbon organic total (TOC) mengukur semua bahan yang bersifat organic. TOC diukur dengan konversi karbon organic dalam air limbah secara oksidasi katalitik pada suhu 9000 C menjadi karbon dioksida. Metode pengukuran polusi ini cepat (5-10 menit) dan dapat diulang, memberikan perkiraan kadar karbon organic dari air limbah secara cepat. Nilai TOC sangat berkorelasi dengan uji-uji BOD5 standar dan COD, bila limbah relatif seragam. Uji BOD dan COD menggunakan pendekatan oksigen, TOC menggunakan pendekatan karbon. Senyawa-senyawa yang dianalisis dalam uji TOC, seperti selulosa, hanya memecah secara lambat dalam lingkungan alamiah. Nilai TOC akan berubah bila limbah diberi penanganan dengan berbagai metode.

Kebutuhan oksigen total (Total Oxygen Demand = TOD)

Kebutuhan oksigen total (TOD) dari suatu bahan didefinisikan sebagai jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk pembakaran semua bahan pada suhu 9000 C menggunakan katalis Platinum. Proses mengoksidasi semua bahan organic dan bahan anorganik yang tidak teroksidasi sempurna. Kebutuhan oksigen dari karbon, hydrogen, nitrogen, dan sulfur dalam suatu contoh air limbah diukur dengan metode ini.

Residu dalam limbah cair

Padatan terendap. Ini adalah padatan dalam limbah cair yang mengendap pada dasar dalamlimbah cair yang mengendap pada dasar dalam waktu 1 jam. Padatan ini biasanya diukur dalam kerucut Imhoff berskala dan dilaporkan sebagai ml padatan terendap per liter. Padatan terendap merupakan indicator jumlah padatan limbah yang akan mengendap dalam alat penjernih dan kolam pengendapan.Teknik penetapan endapan ini mudah dilakukan dan berguna bila akan merancang system penanganan. Padatan tersuspensi total. Pengukuran ini yang kadang-kadang disebut residu yang tidak dapat disaring, ditetapkan dengan cara menyaring sejumlah volume air limbah melalui filter membran. (tikar gelas fiber) dalam cawan gouch. Berat kering dari padatan tersuspensi total diperoleh setelah satu jam pada suhu 103-1050C.

Padatan terlarut total.

Padatan terlarut total ditetapkan dalam berat contoh yang telah disaring dan dievaporasi atau sebagai perbedaan antara berat residu setelah evaporasi dan berat padatan tersuspensi total. Oleh karena larutan ini sulit dihilangkan dari air limbah, maka pengetahuan mengenai padatan terlarut total adalah penting bila menangani air limbah.

Lemak, minyak dan gemuk. Berbahaya untuk biota dan tidak diinginkan karena sifat-sifatnya yang tidak estetik. Ikatan antara udara dan air dikurangi oleh lapisan tipis yang dibentuk oleh lemak tersebut, yang berbahaya untuk biota laut.

Kekeruhan. Walaupun bukan polutan, sifat ini disebabkan oleh adanya bahan tersuspensi. Kekeruhan merupakan sifat optik dari contoh yang menyebabkan sinar tersebar dan diserap.Sifat ini diukur dengan turbidimeter lilin dan bukan indikasi bahan tersuspensi yang tepat yang biasanya ditetapkan secara gravimetric karena metode yang terakhir berdasarkan berat partikel, sedangkan kekeruhann berdasarkan sifat optik.

Nitrogen. Dalam bahan limbah, nitrogen daapat berada dalam bentuk amoniak tereduksi sampai senyawa nitrat teroksidasi. Konsentrasi tinggi dari berbagai bentuk nitrogen beracun terhadap flora dan fauna tertentu. Polutan ini dapat diukur dengan metode nitrogen kjeldahl total.

Fosfor. Fosfor terdapat dalam air limbah sebagai fosfat dalam bentuk ortofosfat dan polifosfat walaupun sejumlah kecil fosfat terlarut dalam air, bila jumlahnya meningkat akan berbahaya terhadap lingkungan air.

Sulfur.Penggunaan sulfur dioksida dalam pra penanganan buah-buahan atau natrium bisulfida dalam pengolahan dapat menyebabkan kadar sulfur dari air limbah menjadi cukup tinggi untuk menyebabkan polusi. Keberadaan polutan ini terutama berbentuk sulfit dan ion sulfat atau presipitasi. Sulfit juga membutuhkan lebih banyak oksigen jika terdapat dalam air. Ion sulfit bereaksi dengan berbagai multivalent ion logam untuk membentuk presipitat tak larut yang dapat dikeluarkan dan diubah menjadi sludge. Penentuan sulfat dan sulfit mungkin dilakukan oleh teknisi terlatih dan peralatan yang minim. Sulfit menyebabkan bau dan rasa yang tidak diinginkan pada minuman. Karena itu, hal ini penting untuk diuji jika air limbah disalurkan pada aliran yang menyuplai air monum.

Pengolahan Limbah Padat

Pembuangan limbah padat merupakan suatu tantangan untuk industri makanan. Dalam industri makanan seperti industri pengalengan, lebih dari 65% material kasar yang diterima harus dibuang sebagai limbah padat. Cara umum untuk pembuangan limbah padat ini adalah pengangkutan ke tempat pembuangan sampah akhir kota. Jika tempat pembuangan akhir tidak dekat dan sampah dibuang disekitar pabrik, maka akan terjadi masalah bau busuk serta timbulnya serangga. Beberapa pabrik prosesing manangani limbah padat dengan composing dan hasil kompos dapat diterapkan pada tanah sebagai fertilizer. Analisa terhadap menyatakan bahwa terkandung 1,25\% nitrogen, 0,4% fosfat dan 0,3% potassium.

Beberapa tempat penanganan sampah kota menerapkan teknik ini untukm kepentingan pertanian. Jika composing digunakan, komponen organic dalam material sampah di stabilkan dengan aktivitas microbial. Humus yang dihasilkan dari stabilisasi material sampah, meningkatkan kesuburan dan unsure hara yang terkandung. Proses dasar composting terdiri dari 4 tahap :

  1. Material limbah padat harus dihancurkan untuk memindahkan proses perombakan oleh mikroba.
  2. Sampah yang sudah dihancurkan ditumpuk kira-kira tinggi 2 meter dan lebar 3 meter
  3. Pemberian aerasi
  4. Setelah aerasi, kompos diaduk-aduk kembali.

Penambahan inokulum akan mengakselerasi proses composting. Kompos dapat diproduksi melalui aktivitas mikroorganisme thermofilik yang terdapat dalam sampah selama 10-20 hari tergantung dari temperatur dan komposisi sampah.

Dengan dijadikan kompos, berbagai sampah produk makanan dapat dikeringkan dan digunakan sebagai pakan ternak. Contohnya adalah pengepres cairan pada proses pengolahan limbah tomat. Residu dari pembuatan alcohol dapat dikeringkan dan diberikan kepada ternak sebagai pakan. Limbah jeruk yang mengandung endapan dari perlakuan, dapat juga dikeringkan dan digunakan untuk pakan ter\nak karena mengandung vitamin B dan protein. Whey yang diproses dan by produk dari hewan juga merupakan bahan yang baik untuk pakan hewan ternak.

Penanganan Limbah Cair

Ketika pangan ditangani, diproses ,dipak dan disimpan limbah cair terus dihasilkan. Jumlah polusi akan semakin besar dan konstitusi alami pada proses pengolahan limbah cair berkonskwensi pada biaya dan lingkungan sekitar pengolahan dan pendauran. Secara ekonomi pengolahan berpengaruh pada jumlah kehilangan produk dalam operasi pengolahan dan pada biaya pengolahan dari material limbah ini. Karaktristik yang signifikan harus mempertimbangkan biaya untuk pengolahan limbah cair yang relatif besar dari limbah cair dan volume pendauraan harian. Limbah cair dapat diolah melalui pendauran. Tingkat konserfasi dan nilai olah limbah cair didasarkan pada factor-faktor seperti fasilitas pengolahan limbah cair untuk pendauran material, biaya operasai pengolahan,nilai pasar, pendauran material, peraturan pemerintah yang berdasarkan pada kualitas, biaya pengolahan tambahan dan antisipasi volume pendauran dimasa yang akan datang, ekonomi pendauran limbah padat, konsentrasi, darah, dan konsentrasi yang mempertimbangkan berapa banyak polusi padat yang dikeluarkan oleh masyarakat. Rencana pengawasan limbah cair harus dapat diubah dan bergantung pada organic padat yang menggunakan metode “kering” tanpa pendahuluan padatan tersebut dan menggunakan air dengan jumlah minimal pada proses pembersihan.

Senyawa pembersih dan zat pembersih sangat dibutuhkan pada fasilitas pengolahan limbah. Sifat beracun pada material ini menjadi hilang akibat aktifitas zat pembersih yang menghancurkan mikroorganisme. Persyaratan dari food and drugs administration (FDA) seperti halnya bahan tambahan makanan tak langsung, akibat senyawa organic ini dilarutkan dalam air menyebabkan sifat racun menjadi berkurang pada tingkat yang aman. Beberapa bahan yang digunakan dalam senyawa pembersih dan pelumas umumnya direkomendasikan aman seperti halnya food aditif (Bakka, 1992 ). Hal ini menunjukkan bahwa pertimbangan utama pada pengolahan limbah cair adalah pengaruh fliktuasi pH adalah kemungkinan adanya logam berat walaupun pengaruh ini dapat ditangani dan limbah dapat diminimalkan melalui pengoptimalan konsentrasi dengan menggunakan senyawa dan zat pembersih.

Senyawa dan zat pembersih dapat meningkatkan BOD atao COD karena mereka menggunakan surfaktan, chelator, dan polimer pada penambahan asam organic dan alkali, pelumas tergantung pada penggunaan yang sama bahwa akan terjadi peningkatan BOD dan COD. Bagaimanapun juga jumlah senyawa ini kurang lebih 10% dari kontribusi COD/BOD pada prossesing bahan pangan. Volume air diasosiasikan dengan sanitasi dari proses bahan pangan dapat berjumlah lebih dari 30 % total air yang ditambahkan. Hal ini akibat rendahnya nilai konstribusi BOD/COD, menyebabkan pH limbah menjadi focus utama. Kondisi eutropik dapat membangun dengan penambahan biodegradable senyawa pengkonsumsi oksigen jika pengolahan limbah cukup uap atau embun. Jika kondisi ini berlangsung secara terus menerus kondisi badan air akan rusak. Secara frekuensi hal ini lebih ekonomis untuk diinfestasikan pada teknik pengolahan limbah dan penggunaan prodak limbah dibandingkan dengan fasilitas pengolahan limbah. Pengolahan bahan pangan pada saat ini masih menghasilkan polusi. Pengolahan limba cair masih membtuhkan perkembangan teknologi dan diantaranya bekerjasama dengan EPA, suplayer, dan pemeroses

Pengolahan pendahuluan

Sebelum mengalami proses pengolahan perlu kiranya dilakukan pembersihan-pembersihan agar mempercepat dan memperlancar system proses pengolahan selanjutnya. EPA menyatakan bahwa umumnya limbah prosesing tanaman dapat dicerna dan didaur ulang. Pembuangan limbah tumbuhan pada tempat tertentu sangat dilarang terutama limbah cair yang dialirkan dari hasil prosesing pangan yang berasal dari tumbuhan. Substansi racun tidak secara terus menerus bermpur pada aliran limbah pangan. Beberapa limbah terentu tidak dapat diolah bahkan dapat menyebabkan gangguan dan memerlukan biaya tambahan untuk mendaurnya. Beberapa limbah yang bermasalah diantaranya minyak dan lemak, jaringan tumbuhan dan hewan dan bahan-bahan sampah lainnya. Oleh karena itu bentuk isolasi dan pengolahan pendahuluan dari aliran limbah yang dilakukan sebelumnya merupakan tindakan esensial sebelujm dibuang pada fasilitas pada lahan pusat pengolahan limbah. Jika limbah berambah secara terus menerus maka kemampuan system pengolahan limbah pelu ditambah pula..Pengolahan pangan selalu dapat menerima respon hubungan untuk pengolahan pendahuluan atau dapat mendukung pengolahan limbah tanaman dan program pengenbangan. Para pengolah/prosesor selalu memperhitungkan dan mempertimbangkan bea tambahan pengolahan limbah yang tinggi yang akan ditangani pada pengolahan pendahuluanKalkulasi biaya awal sebagai pedoman dasar rata-rata yang digunakan oleh prosesor untruk mengkonsentrasikan bahan-bahan limbah seperti BOD5, cairan suspensi, dan lemak sebagai contoh akan diisi aliran dasar rata-rata untuk seluruh saluran dengan 50% pajak air termasuk untuk pemasukan pribadi, biaya pengolahan untuk BOD dan cairan suspensi, termasuk biaya tambahan untuk mengkonsentrasikan limbah ketika maksimum menjadi minimum dan kriterian biaya normal. Sistem pusat pendaur ulangan dipertimbangkan sangat menguntungkan untuk limbah tumbuhan kecil pada pengolahan pendahuluan limbah cair. Para pengolah/prosesor telah menemukan bahwa penyedia pengolahan pendahuluan yang akan datang akan disesuaikan sangat menguntungkan karena sesuai dengan tingkat kebutuhan dan peraturan . Beberapa jenis tumbuhan telah dilakukan pengolahan pendahuluan untuk mengurangi biaya tambahan pada pembuangan terakhir pengolahan limbah cair. Prossesor telah berusaha meningkatkan volume pengolah limbah cair untuk mencegah biaya yang lebih tinggi, selain juga dapat menangani kekurangan kapasitas pusat pengolahan limbah kota yang terjadi . Beberapa keuntungan pada pengolahan pendahuluan limbah cair sesuai dengan peraturan lokal yang dipertimbangkan. Lemak dan bahan padat dari tumbuhan dan produk hewan memiliki nilai pasar yang baik, permintaan dari industri sabun dari tumbuhan, industri bahan makanan tumbuhan dan industri-industri lain menjadikan limbah padat menjadi menguntungkan dan dapat mengurangi jumlah pengolahan limbah cair. Jika saluran pembuangan limbah memiliki biaya yang tinggi maka pengolahan pendahuluan dapat diekonomiskan dengan menggunakan sistim pengolahan pendahuluan yang lebih baik sehingga akan memngurangi biaya ini. Keluhan masyarakat terhadap limbah dapat diredakan dengan adanya rasa tanggung jawab dari pihak pressesor atau pengolah pangan. Beberapa kerugian pada sisitim pengolahan pendahuluan limbah cair :

1. Fasilitas pengolahan pendahuluan sangat mahal dan sangat rumit pada proses pengoprasiannya

2. Modal atau biaya utama , biaya kontrol dan pencatatan pada sistim pengolahan pendahuluan sangatlah mahal

3. Fasilitas pengolahan pendahuluan dianggap sebagai pajak barang milik kecuali peraturan pemerintah mengizinkan bebas pajak untuk pengolahan limbah ini.

Hasil dari surfai pada tumbuhan dan pengulangan konserfasi limbah aktif pada sisitim daur ulang limbah menunjukkan adanya keessensialan untuk dimodifikasikan, didesain dan diperkirakan biayanya pada system pengolahan pendahuluan. Biaya perkiraan termasuk bagian proses aliran pada pengolahan pendahuluan yaitu diantaranya system aerasi dan kolam lemak biaya konservasi limbah dan aerasi dapat dihitung berdasarkan pada estimasi penurunan aliran, BOD, padatan suspensi dan lemak. Secara umum proses pengolahan pendahuluan terdiri dari aliran keseimangan, separasi bahan dan SS. Separasi dilakukan secara terus menerus dengan melakukan penambahan kapur, alum, besi cloride (FeCl3) atau sebuah seleksi polimer. Tongkat (flocculation) diperkirakan akan bersatu dengan alaum dan kapur. Penambahan kapur dan besi cloride digunakan untuk membantu terbentuknya suspensi gumpalan padatan.

Keseimbangan aliran

Keseimbangan dan penetralan aliran digunakan untuk mengurangi tekanan hidrolik pada saluran limbah. Fasilitas yang diharapkan adalah suatu rencana dan desain peralatan pemompaan untuk mengurangi perubahan/naik turunnya aliran yang dilepas. Operasi cara ini dapat menguntungkan secara ekonomis, perlakuan prosesing secara tetap pada limbahn itu sendiri atau pelepasan menuju desentralisasi air limbah setelah pra perlakuan. Keseimbangan tangki memiliki kapasitas untuk mengirimkan air limbah untuk didaur ulang atau pemanfaatan kembali, atau memberikan aliran secara utuh tetap pada fasilitas perlakuan siang hari dan malam hari. Unit ini dikarakterisasi dari bermacam aliran pada dan suatu aliran tetap dari tangki. Keseimbangan tangki-tangki dapat berupa danau dekat sungai, tangki konstruksi baja, atau tangki konkrit, seringkali tanpa suatu pelindung.

Screening

Proses yang seringkali digunakan pada pretreatment adalah screening/penyaringan,dimana secara normal penyaring getar, penyaring statis, atau penyaring berputar.getaran serta putaran penyaringan lebih sering digunakan karena dapat diizinkan sebelum perlakuan pada jumlah luasan air limbah mengandung berlebih unsur organic.Penyaringan diharapkan beradaptasi secara baik pada aliran kemudian (air dalam aliran depan dan lewat dengan landungan bahan padatan yang dipindahkan dari saringan). Cara operasi dan macam luasan dalam aksi makanik dan ukuran jarring/jala penyaring. Ukuran lubang saringan digunakan dalam kisaran pre treatment dari pendekatan 12,5 mm dalam diameter untuk saringan statis berkisar 0,15 mm dalam diameter untuk perputaran getar dengan kecepatan tinggi sentuhan saringan. Penyaringan seringkali digunakan dalam kombinasi untuk mencapai harapan efesiensi dari bahan padatan yang dipindahkan.

 

 

Skimming

Proses ini seringkali bersatu jika luas, dimana padatan terapung. Padatan tersebut terkumpul dan berpindah menuju beberapa tempat atau mendahului alat. Lime dan FeCl3, atau polimer yang terpilih kemungkinan ditambahkan untuk menambah pemisahan padatan, dan pengadukan memungkinkan untuk manggumpalkan padatan.

Perlakuan pertama

Prinsip utama dari perlakuan ini adalah pemindahan partikel-partikel dari air limbah. Pengendapan dan teknik pengapungan/floatation digunakan pada perlakuan ini.

Sedimentasi/Pengendapan

Sedimentasi merupakan teknik utama pada perlakuan ini untuk memindahkan padatan dari air limbah karena air limbah memiliki perubahan kandungan yang substansial unsure padatan. Seperti 40% sampai 60% padatan, atau BOD5 mendekati 25% sampai 35% , dapat berpindah dengan penyaringan sebelum perlakuan dan sedimentasi utama. Beberapa padatan yang dipindahkan sulit larut dan tidak terukur dengan tes BOD.

Suatu tangki berbentuk segi empat/bijur sangkar atau kangki sirkulasi saringan adalah sering digunakan pada perlakuan utama. Sejumlah tangki set bekerjasama slowly rotating collector dengan ikatan pengaduk dimana goresan tetap pada endapan/lumpur dari bawah tangki dan lemak susu mengapung pada permukaannya.

Sistem desain dari sedimentasi bekerja sesuai ukuran dari tahanan tong dan memberikan ketenangan/keseimbangan yang tetap untuk limbah.

Bermacam temperatur dari air limbah juga cenderung menghasilkan endapan karena perkembangan konveksi panas berpengaruh dan berpotensi menyebar ke sekitarnya terutama bagian tepi. Perpindahan lemak melengkapi selama pra perlakuan ini proses berlanjut mengurangi buih pada permukaan.

Pengapungan

Pada perlakuan ini. Lemak, minyak, dan bahan endapan lainnya berpindah dari air limbah. Alasan utama bahwa pengapungan digunakan dalam industri pangan adalah bahwa cara ini efektif dalam pemindahan minyak/lemak dari limbah.

Udara yang terjebak pada pengapungan/Dissolved Air Flotation (DAF) memindahkan bahan endapan dari air limbah menggunakan gelembung udara kecil. Ketika pemisahan partikel-partikel menahan gelembung-gelembung udara yang sangat kecil, spesifik grafiti dari hasil akhir partikel menjadi berkurang dibandingkan pada air. Pemisahan partikel dari membawa cairan dalam peningkatan pemindahan dengan penahanan pada gelembung udara. Partikel-partikel yang mengapung untuk penghilangan dari air limbah.Juga, proses perlakuan sebelum ini terlibat langsung dari bahan limbah dengan suatu daur ulang. Penyaringan aliran menghasilkn tekanan udara yang disuntikan dalam tangki tekanan. Kombinasi arah aliran masuk penyaring tong dan pelep;asan tekanan menyebabkan terbentuknya gelembung-gelembung udara kecil. Dimana berpindah keatas menuju permukaan air.bersamaan dengan itu membawa partikel-partikel.

Gelembung-gelembung udara, dimana bekerja sama prinsip pengapungan dengan penghilangan dari minyak dan endapan partikel, dapat terbentuk dalam air limbah dengan:

1. Menggunakan pendorong berputar atau pemecah udara untuk bentuk gelembung udara pada tekanan atmosfir.

2. Kejenuhan dari cairan medium dengan udara dan perbagian kombinasi dari campuran menuju hampa udara untuk pembentukan gelembung

3. Kejenuhan dari udara dengan cairan dibawah tekanan tinggi dan perbagian melepaskan pembentukan gelembung.

Flocculating agen digunakan sebelum perlakuan sebelum perlakuan dengan DAF unit.Perlakuan dengan DAF sangat luas karena relatif terlalui dan karena padatan awal sama rendah densitasnya dibandingkan air dapat dipindahkan. Teknik perlakuan ini memakan modal tinggi dan memerlukan biaya operasi, khususnya untuk kimia tambahan dan penanganan lumpur limbah.

Sistem utama DAF suatu konsentrasi dari bakteri dimana dipelihara hidup dengan system pendegradasian biologis polusi dalam aliran. Rencana peniadaan air, seperti sabuk penyaring, dapat bekerja sama dengan DAF. Setelah pengapungan minyak dan lemak terperangkap, dapat dikenai perlakuan secara kimiawi dan bahan pengkondisi, mirip proses pemisahan cairan dan padatan.

Teknologi pengapungan juga dapat beradaptasi pada penanganan lumpur dan penanganan kedua dan perlakuan tersier. Pengolahan pangan dengan jumlah yang substansial dari minyak dan lemak dalam system penanganan limbah. Sebelumnya, salah satu masalah pengapungan merupakan perpindahan aliran; bagaimanapun, jumlah rata-rata tertinggi komersial pengapungan bertujuan mengurangi pergolakan/perputaran aliran sekarang memungkinkan. Instalasi dari lamella dapat mempertahankan ketiadaan rasa yang berlaku dan memotong sirkuit dan dengan desain lengkap memasukkan secara baik dapat sesuai dengan pemisahan padatan-cairan, memproduksi padatan yang lebih kental dan kualitas aliran yang lebih baik pada penyaring.

Lumpur yang terkumpul dari perlakuan utama mengandung 2%-6% padatan yang harus diendapkan sebelum dibuang lebih lanjut. Biaya proses pengendapan dan pembuangan kotoran merupakan pengeluaran utama dari proses pengolahan kotoran/limbah jika limbah tersebut tidak digunakan sebagai pupuk atau keperluan lainnya. Beberapa perlakuan biodegradasi pada zat organic menghasilkan sedikit limbah sehingga system ini dapat menghemat biaya pengolahan limbah. Jika limbah ini dijadikan sebagai by produk, maka biaya penanganan limbah dapat dihemat dan nilai jual dari produk ini cukup tinggi sehingga lebih menguntungkan.

Parit Oksidasi (Oxidation Ditch)

Parit oksidasi merupakan system penanganan biologik aerobik yang layak untuk limbah pertanian apakah berbentuk cairan seperti pada limbah pengolahan pangan atau bubur seperti pada limbah peternakan. Sebagian besar parit-parit oksidasi digunakan untuk limbah peternakan babi walaupun juga telah diterapkan dalam industri susu dan daging sapi, serta peternakan unggas. Pertimbangan untuk menggunakan parit oksidasi dalam operasi peternakan termasuk : a) pencegahan dan pengendalian bau, b) penghematan tenaga kerja, c) penanganan limbah dan d) mudah menggabungkan dalam bangunan terkurung.

Parit oksidasi dapat berada di dalam atau di bagian luar bangunan. Parit oksidasi dangkal dan dapat digabungkan dalam fasilitas-fasilitas peternakan. Parit oksidasi eksternal serupa dengan lagun aerasi. Pemilihan antara lagun aerasi dan parit oksidasi eksternal dihubungkan dengan bentuk dan jumlah lahan yang tersedia serta kebutuhan oksigenasi dan tenaga aerator permukaan.

Kontraktor biologi berputar

Kontraktor biologi berputar (rotating biological contractor) analog dengan penyaring menetes berputar (rotating trickling filter). Cakram, dihubungkan dengan suatu tangkai dan diberi jarak yang pendek dari satu cakram ke cakram lain, diputar dalam tangki semisirkular dimana limbah cair mengalir. Cakram-cakram plastik ringan bergaris tengah besar, direndam sekitar 35-45 persen di dalam tangki. Lapisan biologik terbentuk pada permukaan cakram dengan cara yang serupa pada permukaan penyaring menetes. Bila direndam dalam air limbah, lapisan mikroba akan menyerap bahan organic. Pada saat berputar cakram membawa lapisan air limbah ke udara yang akan menetes pada permukaan cakram dan lapisan mikroba akan menyerap oksigen. Organisme pada permukaan cakram menggunakan oksigen dan bahan organic untuk pertumbuhan, mengurangi kebutuhan oksigen dari air limbah.

 

 

 

 

 

 

 

 

PETA JARINGAN PIPA AIR LIMBAH

 

 

Subscribe to PD. PAL JAYA

Minggu, 13 Juni 2010

makalah survival

SURVIVAL

Definisi Survival

Arti survival sendiri terdapat berbagai macam versi, yang akan kita bahas di sini hanyalah menurut versi pencinta alam.

S : Sadar dalam keadaan gawat darurat

U : Usahakan untuk tetap tenang dan tabah

R : Rasa takut dan putus asa hilangkan

V : Vitalitas tingkatkan

I : Ingin tetap hidup dan selamat itu tujuannya

V : Variasi alam bisa dimanfaatkan

A : Asal mengerti, berlatih dan tahu caranya

L : Lancar, slaman, slumun, slamet

Jika anda tersesat atau mengalami musibah, ingat-ingatlah arti survival ini, agar dapat membantu anda keluar dari kesulitan. Dan yang perlu ditekankan jika anda tersesat yaitu istilah “STOP” yang artinya :

S : Stop & seating / berhenti dan duduklah

T : Thingking / berpikirlah

O : Observe / amati keadaan sekitar

P : Planning / buat rencana mengenai tindakan yang harus dilakukan

Mengapa Ada Survival

Timbulnya kebutuhan survival karena adanya usaha manusia untuk keluar dari kesulitan yang dihadapi. Kesulitan-kesulitan tsb antara lain :

· Keadaan alam (cuaca dan medan)

· Keadaan mahluk hidup disekitar kita (binatang dan tumbuhan)

· Keadaan diri sendiri (mental, fisik, dan kesehatan)

· Banyaknya kesulitan-kesulitan biasanya timbul akibat

· kesalahan-kesalahan kita sendiri.

Kebutuhan Survival

Yang harus dipunyai oleh seorang survivor

1. Sikap mental

– Semangat untuk tetap hidup

- Kepercayaan diri

– Akal sehat

– Disiplin dan rencana matang

– Kemampuan belajar dari pengalaman

2. Pengetahuan

– Cara membuat bivak

– Cara memperoleh air

– Cara mendapatkan makanan

– Cara membuat api

– Pengetahuan orientasi medan

– Cara mengatasi gangguan binatang

– Cara mencari pertolongan

3. Pengalaman dan latihan

- Latihan mengidentifikasikan tanaman

– Latihan membuat trap, dll

4. Peralatan

– Kotak survival

– Pisau jungle , dll

5. Kemauan belajar

Langkah yang harus ditempuh bila saudara atau kelompok anda tersesat :

· Mengkoordinasi anggota

· Melakukan pertolongan pertama

· Melihat kemampuan anggota

· Mengadakan orientasi medan

· Mengadakan penjatahan makanan

· Membuat rencana dan pembagian tugas

· Berusaha menyambung komunikasi dengan dunia luar

· Membuat jejak dan perhatian

· Mendapatkan pertolongan

Bahaya-bahaya dalam survival

Banyak sekali bahaya dalam survival yang akan kita hadapi, antara lain :

1. Ketegangan dan panik

Pencegahan :

– Sering berlatih

- Berpikir positif dan optimis

– Persiapan fisik dan mental

2. Matahari / panas

– Kelelahan panas

– Kejang panas

- Sengatan panas

Keadaan yang menambah parahnya keadaan panas

– Penyakit akut/kronis

Baru sembuh dari penyakit

– Demam

Baru memperoleh vaksinas

– Kurang tidur

Kelelahan

– Terlalu gemuk

– Penyakit kulit yang merata

– Pernah mengalami sengatan udara panas

– Minum alkohol

- Dehidrasi

Pencegahan keadaan panas :

– Aklimitasi

– Persedian air

- Mengurangi aktivitas

– Garam dapur

– Pakaian :

– Longgar

– Lengan panjang

– Celana pendek

– Kaos oblong

3. Serangan penyakit

– Demam

– Disentri

– Typus

– Malaria

4. Kemerosotan mental

Gejala : Lemah, lesu, kurang dapat berpikir dengan baik, histeris

Penyebab : Kejiwaan dan fisik lemah

Keadaan lingkungan mencekam

Pencegahan : Usahakan tenang

Banyak berlatih

5. Bahaya binatang beracun dan berbisa

Keracunan

Gejala : Pusing dan muntah, nyeri dan kejang perut, kadang-kadang

mencret, kejang-kejang seluruh badan, bisa pingsan.

Penyebab : Makanan dan minuman beracun

Pencegahan : Air garam di minum

Minum air sabun mandi panas

Minum teh pekat

Di tohok anak tekaknya

6. Keletihan amat sangat

Pencegahan : Makan makanan berkalori

Membatasi kegiatan

7. Kelaparan

8. Lecet

9. Kedinginan

Untuk penurunan suhu tubuh < 30ƒ C bisa menyebabkan kematian

Membuat Bivak (Shelter)

Tujuan : untuk melindungi dari angin, panas, hujan, dingin

► Jenis-jenis Shelter :

- Shelter asli alam

- Gua : Bukan tempat persembunyian binatang

Tidak ada gas beracun

Tidak mudah longsor

- Shelter buatan dari alam

- Shelter buatan

► Syarat Shelter :

· Hindari daerah aliran air

· Di atas shelter tidak ada dahan pohon mati/rapuh

· Bukan sarang nyamuk/serangga

· Bahan kuat

· Jangan terlalu merusak alam sekitar

· Terlindung langsung dari angin

· Mengatasi Gangguan Binatang

1 Nyamuk

o Obat nyamuk, autan, dll

o Bunga kluwih dibakar

o Gombal dan minyak tanah dibakar kemudian dimatikan sehingga asapnya bisa mengusir nyamuk

o Gosokkan sedikit garam pada bekas gigitan nyamuk

b. Laron

Mengusir laron yang terlalu banyak dengan cabe yang digantungkan

c. Lebah

Apabila disengat lebah :

· Oleskan air bawang merah pada luka berkali-kali

· Tempelkan tanah basah/liat di atas luka

· Jangan dipijit-pijit

· Tempelkan pecahan genting panas di atas luka

d. Lintah

Apabila digigit lintah :

· Teteskan air tembakau pada lintahnya

· Taburkan garam di atas lintahnya

· Teteskan sari jeruk mentah pada lintahnya

· Taburkan abu rokok di atas lintahnya

e. Semut

· Gosokkan obat gosok pada luka gigitan

· Letakkan cabe merah pada jalan semut

· Letakkan sobekan daun sirih pada jalan semut

f. Kalajengking dan lipan

· Pijatlah daerah sekitar luka sampai racun keluar

· Ikatlah tubuh di sebelah pangkal yang digigit

· Tempelkan asam yang dilumatkan di atas luka

· Bobokkan serbuk lada dan minyak goreng pada luka

· Taburkan garam di sekeliling bivak untuk pencegahang. Ular

· kenali dahulu jenis ular, apakah berbisa atau tidak.

o Ular berbisa biasanya memiliki warna yang mencolok dan memiliki warna yang bervariasi

o bentuk kepala ular berbisa lebih runcing daripada ular tidak berbisa

· jika ular tidak berbisa maka cukup bersihkan luka, agar tidak infeksi

· jika ular berbisa maka:

o pertama ikat sekitar bagian tubuh yang terkena gigitan

o lalu perbesar sedikit luka dengan cara disayat dengan pisau bersih

o pijat-pijat sekitar luka jika perlu dihisap agar bisa keluar, namun jika dihisap jangan sampai tertelan dan segera berkumur dengan air garam atau alkohol

o siram bekas luka yang telah dikeluarkan bisanya dengan alkohol / air garam / air sabun

o segera bawa korban kerumah sakit untuk mendapat pertolongan lebih lanjut

Membuat Perangkap (Trap)

Macam-macam Perangkap :

· Perangkap model menggantung

· Perangkap tali sederhana

· Perangkap lubang jerat

· Perangkap menimpa

· Apace foot share

Bahan :

· tali/kawat

· Umpan

· Batang kayu

· Cabang pohon

· kembali ke atas

Membaca Jejak

► Jenis :

· Jejak buatan : dibuat oleh manusia

· Jejak alami : tanda jejak sebagai tanda keadaan lingkungan

· Jejak alami biasanya menyatakan tentang :

· Jenis binatang yang lewat

· Arah gerak binatang

· Besar kecilnya binatang

· Cepat lambatnya gerak binatang

► Membaca jejak alami dapat diketahui dari :

· Kotoran yang tersisa

· Pohon atau ranting yang patah

· Lumpur atau tanah yang tercecer di atas rumput

Air

Seseorang dalam keadaan normal dan sehat dapat bertahan sekitar 20 ñ 30 hari tanpa makan, tapi orang tsb hanya dapat bertahan hidup 3 – 5 hari saja tanpa air.

Air yang tidak perlu dimurnikan :

· Hujan

· Tampung dengan ponco atau-daun yang lebar dan alirkan ke tempat penampungan

· Dari tanaman rambat/rotan

· Potong setinggi mungkin lalu potong pada bagian dekat tanah, air yang menetes dapat langsung ditampung atau diteteskan ke dalam mulut

· Dari tanaman

· Air yang terdapat pada bunga (kantung semar) dan lumut

Air yang harus dimurnikan terlebih dahulu :

· Air sungai besar

· Air sungai tergenang

· Air yang didapatkan dengan menggali pasir di pantai (+ 5 meter dari batas pasang surut)

· Air di daerah sungai yang kering, caranya dengan menggali lubang di bawah batuan

· Air dari batang pisang, caranya tebang batang pohon pisang, sehingga yang tersisa tinggal bawahnya lalu buat lubang maka air akan keluar, biasanya dapat keluar sampai 3 kali pengambilan

Makanan

Patokan memilih makanan :

· Makanan yang di makan kera juga bisa di makan manusia

· Hati-hatilah pada tanaman dan buah yang berwarna mencolok

· Hindari makanan yang mengeluarakan getah putih, seperti sabun kecuali sawo

· Tanaman yang akan dimakan di coba dulu dioleskan pada tangan-lengan-bibir-lidah, tunggu sesaat. Apabila aman bisa dimakan

· Hindari makanan yang terlalu pahit atau asam

Hubungan air dan makanan

· Untuk air yang mengandung karbohidrat memerlukan air yang sedikit

· Makanan ringan yang dikemas akan mempercepat kehausan

· Makanan yang mengandung protein butuh air yang banyak

Tumbuhan yang dapat dimakanDari batangnya :

· Batang pohon pisang (putihnya)

· Bambu yang masih muda (rebung)

· Pakis dalamnya berwarna putih

· Sagu dalamnya berwarna putih

· Tebu

Dari daunnya :

· Selada air

· Rasamala (yang masih muda)

· Daun mlinjo

· Singkong

· Akar dan umbinya :

· Ubi jalar, talas, singkong

Buahnya :

· Arbei, asam jawa, juwet

· Tumbuhan yang dapat dimakan seluruhnya :

· Jamur merang, jamur kayu

Ciri-ciri jamur beracun :

· Mempunyai warna mencolok

· Baunya tidak sedap

· Bila dimasukkan ke dalam nasi, nasinya menjadi kuning

· Sendok menjadi hitam bila dimasukkan ke dalam masakan

· Bila diraba mudah hancur

· Punya cawan/bentuk mangkok pada bagian pokok batangnya

· Tumbuh dari kotoran hewan

· Mengeluarkan getah putih

Binatang yang bisa dimakan:

· Belalang

· Jangkrik

· Tempayak putih (gendon)

· Cacing

· Jenis burung

· Laron

· Lebah , larva, madu

· Siput

· Kadal : bagian belakang dan ekor

· Katak hijau

· Ular : 1/3 bagian tubuh tengahnya

· Binatang besar lainnya

Binatang yang tidak bisa dimakan

· Mengandung bisa : lipan dan kalajengking

· Mengandung racun : penyu laut

· Mengandung bau yang khas : sigung

Api

Bila mempunyai bahan untuk membuat api, yang perlu diperhatikan adalah jangan membuat api terlalu besar tetapi buatlah api yang kecil beberapa buah, hal ini lebih baik dan panas yang dihasilkan merata.

· Dengan lensa / Kaca pembesar Fokuskan sinar pada satu titik dimana diletakkan bahan yang mudah terbakar.

· Gesekan kayu dengan kayu.

Cara ini adalah cara yang paling susah, caranya dengan menggesek-gesekkan dua buah batang kayu sehingga panas dan kemudian dekatkan bahan penyala, sehingga terbakar

· Busur dan gurdi

Buatlah busur yang kuat dengan mempergunakan tali sepatu atau parasut, gurdikan kayu keras pada kayu lain sehingga terlihat asap dan sediakan bahan penyala agar mudah tebakar.

Bahan penyala yang baik adalah kawul terdapat pada dasar kelapa, atau daun aren